Rata-rata Warga di Kab Indramayu Hanya Lulus SD
Angka rata-rata lama sekolah (RLS) di Kabupaten Indramayu masih rendah. Dinas Pendidikan (Disdik) pun diminta membuat program gerakan sadar berpendidikan.
Hal itu diungkapkan Ketua Fraksi PKS DPRD Kabupaten Indramayu, Ruswa, Rabu 20 Mei 2015. “Berdasarkan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Indramayu 2014 disebutkan RLS baru di angka 6,32,” kata Ruswa.
Rata-rata masyarakat Kabupaten Indramayu baru sampai kelas 6 sekolah dasar (SD) atau kelas satu sekolah menengah pertama (SMP). Menurut Ruswa kondisi ini sangat memprihatinkan.
"Namun dibandingkan kondisi lima atau sepuluh tahun yang lalu, angka ini telah mengalami kenaikan," katanya.
Namun Pemkab Indramayu masih harus bekerja keras lagi agar RLS Indramayu bisa sampai kelas tiga SMP bahkan kelas satu SMA. Hal yang harus dikerjakan diantaranya dengan membuat program gerakan sadar berpendidikan.
Gerakan itu harus dipelopori pemerintah daerah dan didukung seluruh komponen masyarakat. “Pemkab Indramyau pun harus berupaya menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan,” kata Ruswa.
Hal lain yang bisa dilakukan yaitu upaya pengentasan anak putus sekolah atau masyarakat yang sudah tidak berkesempatan sekolah formal karena factor usia. Hal itu bisa dilakukan dengan mempermudah akses program kejar pake baik A, B maupun C. “Pemkab juga harus betul-betul menggratiskan dan menghilangkan pungutan-pungutan lain terkait program kejar paket ini.” kara Ruswa. Ini dikarenakan sebagian besar mereka berasal dari keluarga tidak mampu.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Ali Hasan, menyatakan munculnya angka RLS itu disebabkan banyaknya masyarakat yang berusia 50 hingga 59 tahun yang belum mengenyam pendidikan. Berdasarkan informasi dari berbagai pihak, kelompok masyarakat tersebut mencapai 30 persen dari jumlah total penduduk Kabupaten Indramayu. “Jadi tidak ada anak putus sekolah di Kabupaten Indramayu,” katanya.
Ali menyebutkan berdasarkan data terakhir 2013/2014, angka partisipasi murni (APM) sudah cukup bagus. Untuk APM dari SD ke SMP mencapai 100 persen. Sedangkan dari SMP ke SMA mencapai 74 persen. “Dari SMP ke SMA memang tidak 100 persen. tapi bukan berarti putus sekolah,” katanya. Mereka menurut Ali melanjutkan sekolah keluar daerah, seperti ke pesantren.
sumber: .tempo.co
Tidak ada komentar
No Spam / Ads or Outside Links