Tiga Blogger Indramayu Diundang Kemenpar Untuk Eksplor Cirebon
Blogger Indramayu (Ki-ka: Panki, Didno dan Sarwan) |
Berkomunitas itu ternyata banyak manfaatnya, itulah yang dialami oleh kami (Komunitas Blogger Indramayu) beberapa hari yang lalu. Berawal dari sebuah telepon masuk dari Ibu Nina Yusab agensi Kementerian Pariwisata Republik Indonesia yang akan mengeksplor pariwisata dalam acara Festival Pesona Cirebon, sedang mencari partner blogger dari daerah yakni Cirebon dan Indramayu.
Hotel Amaris Cirebon |
Beruntung Komunitas Blogger Indramayu mempunyai data base anggota beserta alamat blog dan nomor teleponnya. Lalu kami pun menghubungi blogger yang diinginkan oleh pihak Kemenpar yakni blogger wisata dan budaya.
Akhirnya kami pun memutuskan tiga orang yang akan hadir pada acara Festival Pesona Cirebon. Mereka adalah Didno (taktiktek.blogdetik.com), Sarwan (www.Kotamangga.com), dan Bapak Tarka (http://tarkahanacarakajawa.blogspot.co.id). Tetapi sayangnya Bapak Tarka berhalangan hadir karena sakit maka diganti dengan Panki Suidno (http://meneerpanqi.blogspot.co.id).
Empal Asem di Empal Gentong Krucuk Cirebon |
Kami berkumpul dan menginap di Hotel Amaris Cirebon pada hari Rabu malam tanggal 30 Maret 2016 lalu, bersama blogger Cirebon (Santosa, Dodi Nurdjaja, Agus Nuril, Taufik, Ridwan, Sunardi, dan Rovahan) dan blogger Jakarta (Lidya Rachma, Irwan Sukendra, Kadek Arini, Terry, Himawan, Ain, Nina Yusab, dan Leonita). Malam pertama kami berburu kuliner di sekitar hotel yakni Empal Gentong Krucuk.
Es Duren |
Di tempat ini kami dan rombongan menikmati Empal Gentong, Empal Asem dan Sate Kambing. Ditambah makanan penutup Es Duren. Berbagai minuman yang ada di tempat ini pun kami coba untuk dirasakan kenikmatannya.
Meeting Blogger |
Selepas acara makan malam di Empal Gentong Krucuk, kami kembali ke Hotel Amaris Cirebon untuk meeting santai membahas acara besok sambil perkenalan. Beberapa blogger adalah blogger baru dikenal termasuk mas Himawan salah satu admin situs Indonesia.travel. Sementara Blogger Cirebon yang diundang mayoritas sudah dikenal karena sering kopdar.
Pedagang di Pasar Kanoman |
Keesokan harinya Kamis 31 Maret 2016, kami terlebih dahulu sarapan pagi di hotel. Setelah itu kami bergegas menuju ke Keraton Kanoman. Sebelum masuk Keraton kami melalui pasar Kanoman dengan segala pernak-perniknya yang menarik untuk obyek fotografi.
Candi Bentar Keraton Kanoman Cirebon |
Setelah puas mengitar Pasar Kanoman, kami dan rombongan menuju ke Keraton Kanoman. Bangunan-bangunan tua ciri khas keraton menjadi sasaran foto kami dan rombongan blogger. Berbagai bangunan kami masuki termasuk bangunan utama dari Keraton Kanoman.
Kereta Paksi Naga Liman |
Paling menarik perhatian adalah Gedung Pusaka, karena di tempat ini banyak sekali peninggalan-peninggalan dari zaman Sunan Gunung Jati hingga masa Penjajahan Belanda. Benda yang menarik perhatian para blogger adalah Kereta Paksi Naga Liman yang memiliki teknologi tinggi pada zamannya, yakni rodanya yang racing dan sudah menggunakan power steering.
Motif Mega Mendung di Kereta Jempana |
Selain kereta Paksi Naga Liman, ada juga kereta Jempana yakni kereta untuk permaisuri Sultan Kanoman. Uniknya pada kereta ini terdapat ukiran mega mendung dan batu karas yang dijadikan motif batik khas Cirebon hingga kini.
Keraton Kacirebonan |
Selepas mengelilingi Keraton Kanoman, kami langsung menuju Keraton Kacirebonan. Disini kami dipandu oleh Pemandu Wisata Keraton Kanoman. Kami dijelaskan mengenai sejarah terbentuknya kesultanan Kacirebon yang merupakan pecahan dari Kasultanan Kasepuhan dan Kanoman karena campur tangan Belanda.
Surat perjanjian yang ditandangani Daendels |
Selain dijelaskan mengenai sejarah keraton Kanoman, kami juga dijelaskan mengenai benda-benda pusaka peninggalan yang masih tertata rapi di dalam Keraton Kanoman. Termasuk surat perjanjian antara Kesultanan Kacirebonan dengan Herman Willem Daendels Gubernur Jenderal Belanda.
Foto bareng Sultan Kacirebonan |
Kami sangat beruntung, karena sang Sultan Kacirebonan mau menemui kami (para blogger). Sultan Kacirebonan dianggap sultan yang sudah melek IT, karena dia yakin bahwa berkat tulisan para blogger inilah Keraton Kacirebonan makin dikenal oleh masyarakat luas. Mengingat di zaman yang canggih ini hampir setiap saat untuk mencari informasi menggunakan akses internet.
Makan siang di Warung Nasi Jamblang Ibu Nur |
Selepas beraudensi dengan Sultan Kacirebonan, kami diajak makan siang di Rumah Makan Nasi Jamblang Ibu Nur di Jalan Cangkring No.45 Cirebon. Disini kami menikmati makan siang dengan menu khas nasi jamblang.
Penyambutan tamu VVIP |
Setelah perut kenyang kami istirahat sebentar di hotel sebelum menuju acara utama yakni Seminar Strategi Promosi Wisata Menuju Destinasi Pariwisata di Bangsal Pagelaran Keraton Kasepuhan. Kami datang ke Keraton Kasepuhan Cirebon bersamaan kedatangan tamu VVIP yakni Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Bapak Arief Yahya. Sehingga saat kami datang dihormati bak tamu khusus.
Sultan Kasepuhan bersama Menteri Pariwisata dan Gubernur Jawa Barat |
Karena ada tamu VVIP maka keraton Kasepuhan pun dibuka untuk umum, sehingga kami bisa masuk ke Bangsal Keraton. Kami dan rombongan bisa mengabadikan para tamu VVIP dari dekat bak wartawan dari media online atau surat kabar.
Sultan Kasepuahan, Menteri Pariwisata dan Gubernur Jawa Barat berjalan menuju lokasi seminar |
Setelah itu Sultan Kasepuhan mengajak kedua tamu undangan tersebut menuju ke Bangsal Pagelaran Keraton Kasepuhan Cirebon tempat acara seminar berlangsung. Acara tersebut dihadiri oleh sultan-sultan dari seluruh Indonesia, duta besar dari beberapa negara undangan.
Presentasi Menteri Pariwisata tentang Strategi Promosi Pariwisata |
Disini para pembicara termasuk Menteri Pariwisata Republik Indonesia menjelaskan potensi dan strategi promosi untuk menjaring wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Peran serta masyarakat, pebisnis dan semua pihak sangat dibutuhkan agar pariwisata tetap tumbuh dan berkembang di Indonesia khususnya di Cirebon yang memiliki segalanya. Dari wisata alam, heritage atau sejarah, seni dan budaya, kuliner dan lain sebagainya.
Mie Koclok Panjunan |
Selepas acara tersebut kami kembali ke Hotel untuk bersiap kembali untuk mengikuti acara Pembukaan Festival Pesona Cirebon dengan Menteri Pariwisata Republik Indonesia. Sebelum ke lokasi pembukaan kami dan rombongan makan malam di Mie Koclok Panjunan.
Kemudian kami dan rombongan langsung menuju ke Waterland untuk mengikuti pembukaan Festival Pesona Cirebon. Pada kesempatan ini blogger dari Jakarta yang sering menetap di Yogyakarta yakni Irwan Sukendra memberikan cinderamata berupa lukisan Stasiun Cirebon kepada Menteri Pariwisata dan lukisan penari Jalasutra kepada ibu Deputi Kemenpar.
Pembukaan Festival Pesona Cirebon di Goa Sunyaragi |
Setelah acara Pembukaan Festival Pesona Cirebon, kami dan rombongan menuju ke Gua Sunyaragi. Di tempat ini sedang digelar sendra tari dalam rangka memeriahkan Festival Pesona Cirebon tahun 2016 yang baru pertama kali diadakan.
Gua Sunyaragi |
Keesokan harinya Jumat tanggal 1 April 2016, setelah makan pagi rombongan blogger menuju ke Makam Sunan Gunung Jati untuk melihat secara langsung peninggalan Sunan Gunung Jati, dan Gua Sunya Ragi Cirebon untuk menikmati atraksi seni dan budaya khas Cirebon seperti kuda lumping, sintren dan lain-lain. Karena hari Jumat maka kami dan rombongan kembali ke Hotel dan menuju ke masjid terdekat untuk shalat Jumat.
Kerang di Sea Food & Chinesse Food H. Moel |
Setelah Shalat Jum’at kami diajak makan siang di Sea Food & Chinesse Food H. Moel di jalan Kalibaru Cirebon. Disini kami menikmati makanan laut seperti kerang, udang, ikan dan lain-lain. Selain itu kami juga kedatangan penjual rumbah semanggen (semanggi) yang didatangkan secara khusus karena beberapa blogger belum merasakan rumbah semanggen.
Lomba Perahu Hias |
Puas makan siang di Sea Food & Chinese Food H. Moel, kami dan rombongan langsung menuju ke Waterland Ade Irma untuk menyaksikan Lomba Perahu Hias dan Lomba Balap Perahu. Ratusan orang sudah memenuhi arena lomba sehingga tempat yang biasanya digunakan oleh pengunjung Waterland tersebut miring karena kelebihan beban. Tetapi pengunjung tetap antusias walaupun melihat dari kejauhan.
Sultan Kasepuhan setelah melihat lomba balap perahu |
Di tengah suasana menikmati keindahan Waterland kami kembali bertemu Sultan Kasepuhan. Kami sempat berdialog dengan Sultan Sepuh dan berbincang-bincang untuk mengunjungi Keraton Kasepuhan Kembali. Karena Sultan masih ada acara lagi akhirnya kami dan rombongan langsung menuju ke lokasi.
Keraton Kasepuhan |
Tidak berapa lama kami pun langsung menuju ke Keraton Kasepuhan dengan dipandu seorang pemandu wisata Kerataon Kasepuhan. Kami diajak berkeliling keraton dan dijelaskan secara rinci dari satu bangunan ke bangunan yang lainnya. Dari Siti Hinggil, Langgar Agung, Gedung Jimat, Museum Kereta Singa Barong hingga ke Keraton Pakung Wati, Sumur Bandung dan Sumur Pitu.
Nasi Bogana |
Setelah berkeliling kami akhirnya kembali lagi ke hotel untuk istirahat, mandi dan shalat magrib. Setelah itu kami kembali berkumpul untuk mengikuti acara berikutnya yakni makan malam di Pawon Bogana yang lokasinya di dalam lingkungan Keraton Kacirebonan.
Suasana Pawon Bogana |
Makanan ini merupakan makanan khas Cirebon, ada sejak zaman Sunan Gunung Jati dan menjadi makanan kalangan Keraton. Pawon Bogana ini buka sejak pukul 10 pagi hingga pukul 22. Jika Anda sedang jalan-jalan ke Cirebon maka jangan lupa untuk mengunjungi Pawon Bogana ini.
Wisata malam di Gedung BAT |
Setelah perut kenyang kami memutuskan untuk kembali ke hotel, tetapi rekan-rekan belum mengantuk dan ingin mengeksplor kota tua Cirebon. Kami pun mampir ke Gedung BAT dan Gedung Mandiri untuk berfoto ria. Tidak lupa sebelum sampai ke Hotel kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama di depan Balai Kota Cirebon.
Vihara Welas Asih |
Keesokan paginya, saya diajak blogger Cilacap untuk mengeksplor Cirebon. Kami berdua naik becak menuju peninggalan-peninggalan bersejarah di Kota Cirebon. Kami langsung menuju ke Klenteng Welas Asih, Bank Indonesia Cirebon, Kantor Pos Cirebon, Gereja Santo Yusuf, Gereja Kristen Pasundan, Gedung Cipta Niaga, Klenteng Talang dan Vihara Pemancar Keselamatan.
Kerajinan Kerang |
Berhubung panitia sudah menginformasikan kepada peserta harus berkumpul kembali di hotel tepat pukul 8.30 kami pun bergegas menuju ke hotel kembali. Setelah itu kami langsung menuju tempat kerajinan kerang terbesar di Cirebon yang sudah dipasarkan ke seluruh penjuru dunia yakni CV. Multi Dimensi Shellcrafts di Astapada Tengah Tani Cirebon.
Kerajinan Kerang Multi Dimensi |
Disini kami mendapatkan berbagai produk rumah tangga seperti kap lampu, hiasan dinding dan lain sebagainya yang terbuat dari kulit kerang yang sangat indah dan mengagumkan. Produk-produknya sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia, dan juga sudah merambah ke seluruh dunia. Sayangnya kami tidak diizinkan untuk melihat secara langsung pembuatan kerajinan tersebut.
Pembuatan Batik Tulis Trusmi |
Selepas mengunjungi CV. Multi Dimensi kami dan rombongan langsung menuju ke obyek wisata belanja Batik Trusmi. Pada kesempatan ini kami ingin melihat lebih dekat proses pembuatan batik dan mengetahui sejarah batik Trusmi Cirebon.
Ibu Ninik (Tengah) sedang memperlihatkan batik khasnya |
Pada kesempatan ini kami langsung menuju ke Batik Ninik Ichsan yang terletak di Trusmi Kulon Plered Cirebon. Ditempat ini kami melihat-lihat koleksi batiknya dan yang istimewa adalah di tempat ini masih tersimpan batik peninggalan leluhurnya yang sudah berusia 300 tahun yang memiliki motif Sawat Penganten.
Motif batik Sawat Penganten |
Batik motif Sawat Penganten ini dibuat selama satu tahun maka tidak heran batik ini dibanderol sangat mahal yakni 30 juta. Begitu juga dengan motif lainnya yakni Dlorong Gresik yang dibuat selama 10 bulan dan dibanderol dengan harga 25 juta.
Para pekerja sedang membatik |
Ibu Ninik sebagai pemilik toko ini masih tetap mempertahankan batik tulisnya sebagai bentuk pelestarian terhadap batik di Cirebon. Saat ini dia memiliki beberapa karyawan yang masih membatik secara tradisional. Lokasi membatiknya ada di belakang tokonya. Kami dan rombongan bisa melihat secara langsung pembuatan batik tersebut.
Ibu Ninik sekeluarga sangat baik kepada kami. Kami dijamu bak tamu kehormatan, berbagai makanan dan minuman tradisional diberikan kepada kami. Tak lupa dia pun memberikan oleh-oleh berupa selendang khas Cirebon saat kami berpamitan untuk menuju ke Sentra Kerajinan Rotan Tegal Wangi.
Suasana di Balai Desa Tegal Wangi |
Di Tegal Wangi, lagi-lagi kami disambut bak tamu kehormatan oleh pihak Desa Tegal Wangi. Berbagai persiapan di Balai Desa Tegal Wangi sudah dipersiapkan mulai dari minuman, sound system, dan kerajinan khas dari Tegal Wangi.
Kami dijelaskan oleh pihak Yayasan Galmantro mengenai proses produksi rotan dari mulai penanaman rotan, pembuatan kerajinan rotan sampai tahap penjualan produk kerajinan rotan yang tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri tetapi juga luar negeri.
Para pengrajin rotan dan plastik sintesis |
Desa Tegal Wangi akan dijadikan desa wisata percontohan, dimana pengunjung atau wisatawan yang akan ke daerah ini akan diajak untuk melihat-lihat proses pembuatan kerajinan rotan. Dari home industri hingga diambil oleh para pengusaha.
Ke depan para wisatawan bisa menginap di rumah penduduk untuk melihat secara langsung proses pembuatan kerajinan rotan dari tahap awal hingga tahap akhir. Selain itu pihak yayasan juga akan membuat bangunan untuk dijadikan kelas khusus bagi wisatawan yang ingin belajar cara menganyam atau membuat produk kerajinan rotan. Mudah-mudahan dengan cara ini akan bisa membantu perekonomian masyarakat desa Tegal Wangi dan sekitarnya.
Blogger berkunjung ke Sentra Pengrajin rotan di Tegal Wangi |
Itulah keseruan perjalanan kami bersama teman-teman blogger lainnya di Kota Cirebon dalam rangka Festival Pesona Cirebon 2016. Belajar dari meliput kegiatan di kota lain, terbersit harapan untuk bisa mengeksplor daerah sendiri. Indramayu memiliki potensi yang tidak kalah dengan daerah lain. Indramayu memiliki wisata alam, wisata heritage, wisata seni dan budaya dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar
No Spam / Ads or Outside Links